Detik berganti jam, jam
berganti dengan hari, hari berganti dengan bulan, bulan berganti dengan tahun
dan tahun demi tahun berlalu.Tanggal
20 Juli 1990 Rm. Yoseph Sutrisno Amirullah SCJ, Rm. Julius Sukamto SCJ, Rm.
Robertus Sutopo SCJ, Rm. Antonius Dwi Pramono, dan Rm. Christianus Hendrick SCJ mengikrarkan kaul pertama di kapel Novisiat St.
Yohanes Gisting, Lampung. Perjalanan waktu mengantar mereka hingga hari ini 20 Juli 2015 menjalani hidup membiara. Tak
terasa dua puluh lima tahun menjalani
hidup sebagai biarawan SCJ dan menghayati ketiga nasihat injili, yakni
kaul kemurnian, kemiskinan dan ketaatan. Tentu dalam perjalanan waktu tersebut pengalaman jatuh bangun
dan liku-liku
hidup panggilan menjadi bagian dari hidup. Namun kesadaran bahwa
belas
kasih dan
penyertaan Tuhan akhirnya mengantar mereka hingga saat ini.
Mensyukuri anugerah terindah itu, kelima imam merayakan 25 tahun hidup
membiara di Skolastikat SCJ Yogyakarta. Perayaan ini diadakan sekaligus juga
dengan perayaan kaul kekal para frater dan pembaharuan kaul, Senin 20 Juli
2015. ia
juga turut memeriahkan suasana Kapel Skolastikat SCJ Yogyakarta, Senin, 20/7.
Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Rm. Titus Waris Widodo SCJ selaku wakil
Propinsial SCJ,
Rm.
FX. Tri Priyo Widarto SCJ sebagai Rektor Skolastikat SCJ, dan Rm. Yulius Sunardi SCJ sebagai
wakil Rektor, dan 18 imam
konselebran lainnya. Kehadiran
umat dan para undangan serta keluarga SCJ juga semakin meneguhkan dan
menyemangati hidup pelayanan mereka. Perayaan ini merupakan merupakan
peristiwa penuh iman, di
mana Tuhan sendiri yang berkarya dalam hidup dan panggilan ini. “Kita tidak
akan mampu mencapai kesempurnaan hidup hanya mengandalakan keuatan diri kita
sendiri. Untuk sampai pada 25 tahun membiara pun demikian. Tuhan yang
memampukan kita” ungkap Rm. Titus dalam homilinya.
Usia 25 tahun diumpamakan sebagai usia
dimana seseorang semakin matang dalam kepribadian. Ia tidak lagi mempersoalkan apa yang
dikatakan orang lain tentang
jati
diri, namun kematangan pribadilah yang berbicara sebelum ia mengambil sebuah
tindakan. Perjalan usia 25 tentu banyak pengalaman
suka-duka yang dialami sebagai biarawan SCJ. Kiranya semua pengalaman itu turut membentuk dan
mewarnai perjalanan hidup sebagai seorang religius dehonian. Peristiwa iman
juga mengingtkan para biarawan SCJ akan identitas panggilannya yang teus
dijalani dengan kesetiaan kepada Tuhan. Persaudaran dalam hidup berkomunitas
juga semakin mewarnai dan menyemangati dalam hidup berkomunitas. “Hingga sampai
angka 25 tahun hidup membiara semuanya melalui sebuah proses panjang. Segala sesuatu tidak sekali jadi,
kasih Tuhan yang memampukan kami sehingga mampu menjalani semua ini. Persaudaraan dalam komunitas
SCJ juga semakin menguatkan langkah kami,” tutur Rm. Yoseph SCJ dalam kata
sambutannya.
Kiranya peristiwa iman
ini juga semakin menyadarkan kaum muda bahwa hidup dijaman serba modern saat
ini, bukanlah sesuatu yang tidak mungkin untuk dijalani sebagai biarawan. Juga bagi
para frater,
bukanlah melihat lamanya waktu tetapi jalanilah semuanya dengan setia dan
sepenuh hati maka perjalanan waktu akan menghantarkan pada masanya.
Ungkapan syukur atas anugerah dari Tuhan terwujud dalam makan siang
bersama seluruh umat dan undangan yang hadir. Persaudaraan dan syukur makin
mewarnai kebersamaan siang hari itu. Proficiat kepada para romo yang merayakan
pesta perak 25 tahun hidup membiara dan kepada seluruh para frater SCJ.
Hiduplah Hati Yesus yang Mahakudus.***
oleh fr. Emil SCJ dan fr. Maxi SCJ (Skolastik yang tinggal di Yogyakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar