Minggu, 23 November 2014

Pelatakan Batu Pertama Rumah Propinsialat SCJ



Hari Sabtu tanggal 22 November 2014 tepat peringatan St. Caecilia Perawan dan Martin, dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan rumah propinsialat SCJ di Soak tepatnya Jl. Gotong Royong Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarami Palembang. Peletakan batu pertama ini dimulai dengan ibadat sabda yang dipimpin oleh Pater Propinsial SCJ, Rm. Andreas Madya Sriyanto SCJ dan dihadiri oleh para Romo, Bruder, frater SCJ, perwakilan warga setempat, dan panitia pembangunan.

 Setelah 90 tahun SCJ berkarya di Indonesia, sudah memiliki anggota kurang lebih 120 anggota yang berkaul kekal. Memang banyak para anggota SCJ yang berkarya dan tinggal di paroki-paroki di 5 keuskupan, namun mereka tidak tinggal di rumah SCJ (rumah milik SCJ) melainkan pastoran-pastoran milik keuskupan. Selama ini SCJ hanya memiliki Rumah Biara beberapa saja, antara lain, Novisiat Gisting, Biara Gembala Baik Gisting untuk anggota SCJ yang sakit dan sudah pensiun, Skolastikat SCJ dan Visma Vijaya Praya di Yogyakarta untuk rumah pendidikan para frater dan bruder SCJ, serta beberapa rumah superiorat wilayah, dan Rumah Propinsialat SCJ yang lama.


Rumah Propinsialat merupakan Rumah Biara Induk SCJ, tempat tinggal Peter Propinsial dan sekaligus kantor propinsial. Tempat ini juga merupakan rumah induk, tempat para anggota SCJ untuk tinggal, beristirahat, menimba semangat baru, sama seperti seorang anak yang pulang ke tempat orangtuanya untuk berlibur, berkumpul, mengadakan pertemuan,  dan atau menimba semangat yang baru. Dengan demikian para Romo, Bruder, dan Frater SCJ mampu melaksanakan tugasnya kembali dengan semangat yang bar.  Selama ini Rumah Propinsialat dirasakan kurang memenuhi syarat untuk aneka fungsi dan harapan seperti yang diungkapkan diatas, disamping kurangnya kamar dan ruang pertemuan. Maka direncanakan untuk membangun rumah propinsialat yang baru yang lebih nyaman. 


Propinsialat Lama

Dengan dimulainya peletakan batu pertama ini, maka dimulailah pembangunan biara induk, rumah propinsialat yang baru. Bukan berarti semuanya sudah siap tersedia namun semuanya masih dalam proses termasuk dalam hal dana yang masih banyak kekurangannya. Masih dibutuhkan banyak dukungan dan perhatian, baik doa maupun dana. Semoga pembanguan dan berjalan dengan baik dan tepat waktu seperti yang diharapkan, sehingga pelayanan para Romo dan Bruder SCJ mampu diberikan lebih maksimal lagi demi semakin luasnya Kerajaan hati Kudus Yesus di tengah masyarakat dan dunia. Amin.

foto-foto yang lain bisa Anda lihat di: 
https://plus.google.com/photos/111270483211043858584/albums/6084686262418089521

Kamis, 20 November 2014

Ziarah : Menimba dan Membagikan Rahmat (2)




Hari Sabtu, 8 November 2014. Pukul 08.00 WIB kami melakukan latihan koor sebagai persiapan akhir. Setelah itu Pukul 10.00 WIB kami mengadakan kunjungan ke Sekolah Charitas TK-SD yang dikelola Suster-Suster FCh dan Biara Suster-Suster FCh Lembah Spoleto – Lebak Bulus. Di Biara Lebak Bulus kami diajak makan siang bersama namun sebelumnya tentu kami bertemu lebih dahulu dengan pemilik biara yaitu Tuhan sendiri melalui Ibadat Siang di Kapel Susteran bersama para suster. Kujungan ini mengingatkan kami kembali bahwa kehadiran Kongregasi FCh di Indonesia tidak lepas dari undangan SCJ.


 Inilah saat yang menarik mulai Hari Sabtu, 8 November 2014 Pukul 17.00, bertugas koor perdana di Paroki St. Barnabas Pamulang, di tempat ini 3 Romo SCJ berkarya. Kemudian tanggal 9 November 2014 kami bertugas koor di Paroki St. Antonius Bidara Cina dan selanjutnya di Paroki St. Stefanus Cilandak. Tentu ini bukan sekedar bertugas koor. Kehadiran kami juga ingin mempromosikan Kongregasi SCJ kepada orang-orang muda yang adalah masa depan Gereja. Selain itu juga kami membagikan oleh-oleh berupa kalender dan lilin untuk dijual, menggalang dukungan umat bagi formasio calon imam. 



Peziarahan itu dimaksud untuk merenungkan kasih Kristus yang hadir dalam hidup panggilan kami agar kami menjadi mengenal, sadar dan membagikan kasih itu kepada setiap orang. Perjalanan peziarahan kami tentunya tidak lepas dari dukungan umat yang dengan rela memberikan kelimpahan bagi perjalanan kami. Kabaikan itu terus mengalir mulai keberangkatan hingga kepulangan. Kebaikan Tuhan itu sungguh melimpah hingga kami tidak merasakan kekurangan bahkan malah kelebihan. Setiap tempat yang kami kunjungi pasti dibawakan oleh-oleh dari umat. Semua itu patut direfleksikan untuk menemukan nilai-nilai  yang subtansial bagi kehidupan panggilan dan berharap tentunya bahwa panggilan itu tumbuh di tempat-tempat yang telah kami kunjungi. Sebab segala sesuatu tidak ada yang sia-sia dan sesuatu yang baik akan berbuah.




dilaporkan oleh:  fr. Cyprianus Wedha Anggara (Novis SCJ)

Ziarah : Menimba dan Membagikan Rahmat (1)


Para Novis-Postulan berada di Makam para Misionaris di Cimahi


Gereja bagai bahtera mengarungi jaman, mengarahkan haluannya ke pantai seberang. Mengamuklah samudera dan badai menderu. Gelombang jaman menghempas dan sulit ditempuh. Penumpang pun bertanyalah selagi berjerih, berapa lagi jauhnya labuhan abadi?.......


Sepenggal lagu di atas menggambarkan Gereja Umat Allah, yang melakukan peziarahan di dunia dalam arus zamannya. Aneka rupa gelombang menghempasnya. Siapa dapat bertahan akan sampai pada tanah air surgawi. Dalam KGK No 2691 dituliskan, Ziarah-ziarah mengingatkan bahwa kita di dunia ini sedang berada dalam perjalanan menuju surga. Sejak dahulu kala ziarah itu sangat tepat untuk pembaharuan doa. Tempat-tempat kudus bagi para penziarah adalah tempat yang sangat cocok untuk mencari sumber-sumber hidup, untuk menghidupkan bentuk-bentuk doa Kristen "sebagai Gereja". Tradisi  iman inilah yang juga menghantar kami Komunitas Postulat-Novisiat SCJ St. Yohanes Gisting melakukan peziarahan. pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 6-10 November 2014. kami menyebutnya dengan “Ziarek” (ziarah, aksi panggilan dan reksreasi). Ziarek ini tetap dalam suasana formasio, ada hal-hal yang harus direnungkan bagi sebagai pribadi maupun sebagai formandi. Oleh sebab itu setiap pribadi diberi beberapa pertanyaan refleksi yang akan direnungkan selama berziarah. Adapun tempat yang kami kunjungi adalah Pemakaman Belanda Leuwi Gajah, Cimahi.  Seminari Stella Maris, Bogor. Biara Suster-Suster FMM (tempat Pater Dehon merayakan Misa Malam Natal dan mnignap sewaktu berkunjung di Indonesia, yang dulu merupakan Biara Suster-Suster Ursulin). Komunitas Suster-suster FCh, Rumah SCJ Jakarta, dan tugas koor di paroki-paroki tempat SCJ berkarya di Keuskupan Agung Jakarta. Selama di Jakarta kami menginap di Wisma KWI – Pondok Labu.

Para Novis-Postulan berada di Makam para Misionaris di Cimahi

Pada hari Jum’at, 7 November 2014, Kami pergi ke Pemakaman Belanda Leuwi Gajah, di Cimahi sebagai tempat ziarah. Di tempat ini dimakamkan 9 Romo dan 2 Bruder Misionaris dari Belanda. Mereka meninggal pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Mereka meninggal sebagai seorang Misionaris. Kami mencoba  untuk mengenang kembali usaha mereka dalam menghadirkan dan meluaskan Kerajaan Hati Kudus dan memperkenalkan Kongregasi SCJ di Indonesia. Mereka memulai pekerjaan mulia di Bumi Pertiwi Indonesia. Kami datang memohon doa restu dari mereka untuk meneruskan karya yang telah mereka mulai. Pondasi telah ditanam kini tinggal mendirikan bangunan serta mengembangkannya hingga selesai. Kami juga merayakan Ekaristi di komplek pemakaman ini.  

Selesai berziarah, kami melanjutkan perjalanan ke Seminari Stella Maris, Bogor. Kami berjumpa dengan para Formator dan Seminaris dari pukul 18.00 -19.24 Perjumpaan yang singkat kami harapkan mampu memberikan peneguhan bagi panggilan kami dan mereka. Mereka diajak berdinamika dengan musik dan sharing. Tujuan utama yaitu memperkenalkan Kongregasi SCJ kepada mereka, tentang pendiri kongregasi, spiritualitas dan ritme kehidupan masa postulat dan novisat. Mereka begitu antusias dalam menyambut kami dan memberikan pertanyaan seputar kongregasi. Kami berharap perjumpaan ini mampu menarik banyak seminaris untuk bergabung dengan Kongregasi SCJ. Selanjutnya, kami melanjutkan kunjungan ke Biara Suster-Suster FMM. Kami disambut dengan hangat oleh para suster. Kunjungan kami dimulai dengan makan malam bersama para suster di Ruang Makan Biara. Kemudian dilanjutkan dengan Ibadat Completorium (ibadat penutup hari) di Kapel Susteran tempat Pater Dehon dulu merayakan Ekaristi malam Natal. Tidak hanya itu kami juga diajak untuk mengunjungi ruang tidur yang dulu digunakan oleh Pater Dehon, yang dijaga dengan baik. Setelah selesai berkunjung kami melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta.

dilaporkan oleh: fr. Cyprianus Wedha Anggara (Novis SCJ)


Bersambung....