Rabu, 29 Desember 2010

Rm.FX. Harimurtono SCJ pindah ke BGB

Tidak ada kata Pensiun bagi Religius dan Imam
 “Wah apa yang dikerjakan Rm. Hari di tempat sepi seperti ini? Bagaiana rasanya pensiun ya? Inikah rumah lansia itu?” Demikianlah kira-kira yang ada di benak para umat dan keluarga Rm Hari yang menghantarkan Rm. Harimurtono  pindah ke Biara Gembala Baik di Gisting, Tanggamus, Lampung..
Hari Selasa malam pukul 19.30 tanggal 28 Desember 2010, bertepatan dengan Pesta Kanak-Kanak Martir, Rm. FX. Harimurtono SCJ yang telah memasuki masa purnakarya pindah pindah tugas dari paroki St. Stefanus Cilandak Jakarta ke Biara Gembala Baik di Gising kabupaten Tanggamus Lampung.
Ada sekitar 80 umat yang mengantar Rm Hari pindah ke Biara Gembala Baik (BGB). Satu rombongan naik Bus sengaja mendahului dan menyambut Rm Hari di BGB, dan sebagian naik mobil pribadi mengiringi perjalanan Rm. Harimurtono.  Rombongan yang naik bus  adalah sebagian dari anggota Dewan Paroki dan katekis lingkungan yang akan mengadakan penyegaran dan rekoleksi di Rumah Retret Tanjung Senang di Bandar Lampung. Sementara rombongan pengiring Rm. Harimurtono menginap di kompleks Postulat dan Novisiat serta sebagian di BGB. Begitulah kecintaan para umat terhadap Rm. Harimurtono dan bentuk dukungan serta perhatian mereka.
Dalam sambutannya Rm. Harimurtono mengatakan bahwa tidak ada kata pensiun bagi religius dan imam yang juga dibenarkan oleh Rm. Sumaryo SCJ sebagai pimpinnan komunitas GBG, Postulat, dan Novisiat. Banyak hal yang bisa dilakukan Rm. Harimurtono di tempat yang sejuk dan tenang ini, salah satunya karya dalam bentuk tulisan dan doa.
Selamat datang Rm. Harimurtono SCJ, semoga cepat kerasan di tempat yang sejuk dan tenang ini, dan menemukan kehidupan baru yang lebih membahagiakan sebagai ‘gembala yang baik’ di Biara Gembala Baik.
* Untuk melihat seri foto peristiwa di atas, silahkan KLIK:
(Br. A. Gatot, SCJ)

Kamis, 23 Desember 2010

Pesan Natal Pater Jendral SCJ

Roma, 15 Desember 2010

Pesan natal – 2010
Sang Sabda menjadi daging

Para Konfrater dan para Sahabat Keluarga Dehonian,

pada waktu Natal ini kami ingin berkomunikasi dengan kalian semua dan bersama-sama mengingat fakta-fakta dan saat-saat yang dalam tahun ini telah membantu kita mengalami Sabda yang menjadi daging dalam keseharian kita.

Kata-kata yang nyata-benar

Dalam surat yang dikirimkan pada kesempatan pesta Hati Kudus , kami menunjuk pada anugerah paling besar dari Pater Dehon: “Saya tinggalkan bagi kalian kekayaan yang paling mengagumkan, yaitu Hati Yesus” (bdk. Wasiat Rohani). Indikasi ini lebih daripada sebuah nasehat sederhana dan saleh. Ia merupakan inti dari pengalaman pribadinya, yang telah membawanya juga untuk mendirikan Kongregasi. Kalau kita bicara tentang hati tidak berarti kita menunjuk pada satu bagian dari pribadi, tetapi menunjuk keseluruhan keberadaannya, kedalamannya yang dipertentangkan dengan apa yang bersifat superfisial. Hati seseorang adalah rahasia terdalam-nya yang hanya dikenali sejauh pribadi itu sendiri menyingkapkannya dan masuk dalam hubungan dengan yang lain.

Warisan yang ingin Pater Dehon bagikan dengan kita adalah pengalamannya akan kasih Allah yang disaksikan dalam diri Yesus. Yesus sendiri adalah sang anugerah. Surat yang dikirim kepada kalian semua pada tgl. 14 Maret , hari kelahiran Pater Dehon, dengan gaya lebih naratif dan berciri pengalaman, telah memberikan kepada kita kemungkinan untuk sekali lagi mendekati figur bapa Pendiri dan untuk memetik-pahami apa yang telah memotivasinya dan mendukung-teguhkannya sepanjang hidupnya, yaitu pengalaman imannya.

Kata-kata yang diinkarnasikan oleh Kristus Yesus

Dengan bicara tentang Hati Kudus, Pater Dehon ingin mengundang kita untuk memandang kemanusiaan Yesus, sebagai sang Sabda menjadi daging, yang datang untuk tinggal di tengah-tengah kita (Yoh 1:14). Dalam sikap-sikapNya, orang dapat mengkontemplasikan perhatian Allah terhadap umat manusia. Ia memperlihatkan kedekatan-Nya dengan setiap pribadi, lepas dari suku, budaya atau kondisi sosialnya. Berpangkal dari kemanusiaan-Nya ini, sebagai Emanuel (Allah-beserta-kita), Yesus menjadi sekaligus pewahyuan kasih Allah dan model yang dapat diikuti, perjalanan yang mungkin bagi setiap pria dan wanita di dunia ini.

Kata-kata yang dicanangkan lagi dalam program kita

Surat programatis , yang disiapkan pada awal masa enam tahun ini yang dimaksudkan menjadi satu alat untuk mengkoordinir kegiatan-kegiatan kita telah dikirim ke pelbagai komunitas dan disampaikan dalam kunjungan yang tahun ini telah dilaksanakan dalam Kongregasi oleh anggota pimpinan jendral, khususnya di Asia dan beberapa negara Eropa.

Bagian awal dari surat yang bersifat inspiratif itu adalah sentralitas Kristus dan pengalaman kita akan Dia dan kesaksian kita dalam hidup berkomunitas dan kerasulan kita. Ada tiga unsur yang merembes-resapi banyak kegiatan yang diusulkan dalam surat itu. Tiga unsur, yaitu spiritualitas, formasio dan internasionalitas, kami yakini sebagai harus dikembangkan demi perkembangan Kongregasi. Kita tidak bicara tentang tiga kegiatan dan tidak bicara juga tentang bidang-bidang tugas kerasulan, tetapi tentang tiga perhatian atau fokus untuk dipegang dan dikembangkan dalam setiap perencanaan dan kegiatan.

Kata-kata itu dijumpai dalam hidup setiap hari

Sang Sabda yang menjadi daging menerangi perjalanan kita yang terdiri dari langkah-langkah kecil dan jawaban-jawaban yang memadai terhadap banyak tantangan, masalah-masalah dan keadaan yang kita jumpai dalam perjalanan kita dan tarekat. Dalam pertemuan dengan para Superior Mayor yang dilaksanakan bulan Oktober yang lalu, kami telah menghangatkan suasana dengan melemparkan beberapa tantangan, misalnya masalah penuaan di beberapa entitas, juga tentang dukungan ekonomi bagi pembinaan dalam entitas-entitas yang lebih muda, tentang peran superior dalam animasi dan memimpin komunitas dan masalah yang memprihatinkan, yaitu pelecehan seksual. Semua itu merupakan tema-tema terbuka, yang perlu dipelajari, dihadapi dan didampingi supaya kesaksian kita efektif.

Kata-kata itu menjadi “kabar sukacita” bagi orang yang membutuhkan

Apa yang diberikan kepada kita untuk kita kontemplasikan dalam perayaan Natal, adalah bahwa Yesus bukan hanya yang terbaik dari manusia, tetapi adalah manusia baru dalam kepenuhan Roh, Sang Putera Allah. Ia bukanlah cuma hasil penyempurnaan dari keberadaan manusiawi, tetapi sebuah campur tangan yang secara radikal baru dari Allah, yang memberi permulaan pada kemanusiaan baru dengan mencurahkan RohNya. Adalah kabar sukacita bagi kaum wanita dan pria dalam perjalanannya dalam sejarah, yang berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan lebih mendalam berkaitan dengan bagaimana kita hidup, mencintai, berelasi dan melibatkan diri. “Kabar Sukacita” yang terus menerus menghubungkan materialitas dan spiritualitas, sejarah dan transendensi.

Kata-kata yang diperkaya oleh kegembiraan atas peristiwa-peristiwa

Kita merasakan diri dalam perjalanan, dan lagi selalu dalam pencarian akan Allah yang “tersembunyi”, akan Yesus dari Nazaret telah dijumpai, dan selalu untuk dijumpai lagi. Adalah sebuah perjalanan yang sedang dibuat oleh banyak orang dalam Kongregasi. Atas ini semua kami bersyukur dan berterima kasih. Kami senang atas mereka yang tahun ini telah mengikrarkan kaul pertama dan atas mereka yang ditahbiskan imam. Untuk kalian semua dan mereka yang telah merayakan yubileum atas kaul pertama dan tahbisan, kami bersyukur kepada Allah. Terima kasih atas pelayanan yang telah dilaksanakan selama bertahun-tahun demi orang yang membutuhkan kehadiran kita. Bersama dengan banyak peristiwa-peristiwa yang menggembirakan ini, kita ingat pengangkatan Uskup SCJ yang baru, yaitu konfrater kita dari Brasil, Mgr. Wilsom Basso . Kesiapsediaannya untuk menjadi gembala Gereja Setempat merupakan cara konkret untuk melaksanakan kehendak Allah. Kita sertai dia dengan doa, dan dengan dia, semua konfrater yang telah dipanggil untuk secara lebih langsung melayani sebagian dari Gereja melalui pelayanan sebagai Uskup.

Kita pandang dengan harapan pembukaan misi baru yang sedang menapakkan langkah-langkah pertama: Paraguay dan Chad . Kita dampingi dengan yakin perkembangan kehadiran kita di Vietnam. Semua ini meminta perhatian formatif, kemampuan untuk menginvestasikan dalam persiapan orang-orang yang terbuka dan mampu untuk mengembangkan, menggerakkan kongregasi di tempat-tempat baru. Tanda harapan adalah banyak refleksi dan pendalaman yang dilaksanakan di pelbagai benua: konggres tentang “Missio Cordis” di Amerika Latin, persiapan konperensi tingkat benua, kursus para formator yang sedang berlangsung di Roma.

Kata-kata itu dibuktikan oleh mereka yang telah meninggal

Ingatan keluarga kita tertuju kepada mereka yang telah mencapai rumah Bapa, yang tua dan yang lebih muda. Banyak entitas telah mengalami peristiwa ini. Para anggota keluarga, teman-sahabat dan para konfrater telah meninggalkan kita. Kita masing-masing mempunyai seseorang untuk dikenang-pikirkan. Kita ingin mengenang p. Augustin Ihwa Litindi , imam muda dari Propinsi Congo, meninggal di komunitas kita di Roma. Ia adalah orang Afrika pertama yang dimakamkan di makam yang di kota ini jenazah dari beberapa Superior Jendral kita telah dimakamkan, ungkapan dari internasionalitas dan misionaritas yang mewujud-nyata juga dalam tanda ini.

Kata-kata yang didukung oleh solidaritas

Akhirnya perhatian Allah yang mendengarkan jeritan, rintihan, kebisuan orang-orang dan bangsa-bangsa yang dimiskinkan, ditimpa bencana, ditindas dan diperas, ingin kita jadikan milik kita atau ingin kita hayati. Dia sungguh memperhatikan keadaan mereka, hadir sebagai Allah yang membebaskan dan yang memberi kehidupan. Ia terus-menerus mendorong-semangati, mendukung dan menyertai perjuangan demi keluhuran martabat, keadilan dan kesamaan.

Sikap Allah yang menjadi nyata dan dapat diraba dalam Yesus ini, dengan kuat mengajak-undang kita untuk membuat yang sama. Tahun ini sungguh indah dan nyata jawaban yang kita coba berikan, yaitu melalui ungkapan-ungkapan solidaritas kita dengan orang-orang yang tertimpa pelbagai bencana alam: Haiti , Chili , Madeira, Indonesia . Banyak perhatian lebih kecil, tapi semuanya itu sungguh penting.

Kata-kata yang ditandai oleh doa permohonan

Sekali lagi kita mengenangkan Allah yang menjadikan diri bayi dan lahir untuk semua orang. Datanglah lagi ya Kristus Yesus. Datanglah di mana manusia menjadi bungkam, sedih-muram, di mana orang dihabisi dan orang paling lemah disingkirkan, di mana ada ketidakadilan sosial yang besar. Datanglah di antara kami, dalam komunitas-komunitas kami, dalam keluarga dehonian. Datanglah untuk mencari dan menghibur kami, untuk membuat perjalanan kami lebih penuh dan kaya akan harapan. Terangilah entitas-entitas dan rencana-rencana pada tingkat benua yang akan dilaksanakan tahun baru nanti, supaya jawaban kami selalu lebih dekat pada apa yang Engkau kehendaki. Dan semoga dalam perjumpaan dengan kami, banyak konfrater dan para saudari dapat mengalamiMu, bahwa Engkau adalah Allah yang hadir di tengah-tengah kami, “Sang Sabda menjadi daging”.

Kepada kalian masing-masing kami sampaikan Selamat Hari Raya Natal dan semoga tahun 2011 menjadi tahun penuh berkat.

Selamat Hari Raya Natal 2010
dan
Tahun Baru 2011

P. José Ornelas Carvalho, scj
Superiore Generale SCJ
e suo Consiglio

Selasa, 14 Desember 2010

Wajah Baru Website SCJ Propinsi Indonesia

Telah beberapa saat "website SCJ Propinsi Indonesia" seakan-akan tertidur, dan tidak mengalami "update". Tidak diragukan bahwa untuk mengelola laman seperti ini dibutuhkan ketekunan dan waktu.

Semakin dirasakan kebutuhan akan informasi-informasi yang terkini, yang dapat memperkaya dan memberi sumber informasi bagi anggota Propinsi dan Kongregasi SCJ, dan juga menjadi informasi bagi mereka yang membutuhkan. 

Kini sedang dicoba lagi untuk memberi wajah baru "web-site" SCJ Propinsi Indonesia ini, dengan harapan bahwa akan tetap eksis dan update. Akan Anda semua temukan beberapa halaman yang sedang dalam "pengerjaan", maka hendaknya dimaklumi.

Sumbang saran dan kritik sangatlah kami harapkan. 
"Vivat Cor Jesu, Per Cor Mariae".

Rm. Fl. Heru Ismadi menjadi Sekretaris Jendral

Setelah hampir 11 bulan berkarya di Roma sebagai Wakil Sekretaris Jendral, Rm. Florentinus Heru Ismadi SCJ mulai tgl. 1 Desember 2010 diangkat menjadi Sekretaris Jendral Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus Yesus oleh Pater Jendral dan dewannya sampai berakhirnya mandat Pimpinan Jendral saat ini (2015).

Dengan Surat No. 257/2010, Pimpinan Jendral Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus Yesus, P. José Ornelas Carvalho, SCJ, secara resmi mengangkat Rm. Heru sebagai Sekretaris Jendral menggantikan Rm. Anísio José Schwirkowski yang telah selama 5 tahun melayani Kongregasi di Sekretariat.

Bagi Rm. Heru Ismadi, bidang kesekretariatan tidaklah asing . Beliau telah berkecimpung di bidang ini sejak menerima tahbisan Imamat (th. 2000), dan telah menjabat sebagai Sekretaris Propinsi SCJ Indonesia selama 2 periode. Meskipun pada waktu itu usianya masih sangat muda, tetapi telah dapat menunjukkan kwalitas yang sangat tinggi.

Dengan diangkatnya sebagai Sekretaris Jendral, maka Rm. Heru Ismadi secara resmi terdaftar sebagai anggota Curia Jendralat (CU), dan untuk sementara kehilangan keanggotaannya di Propinsi SCJ Indonesia (IN). Memang, SCJ Propinsi Indonesia kehilangan anggotanya yang berkwalitas, tetapi sekaligus merasa bangga karena dapat mempersembahkan putra terbaiknya untuk pelayanan Kongregasi sedunia.

Kita mengucapkan "Selamat menjalan tugas" kepada Rm. Heru Ismadi, dan tentu kita berdoa agar Tuhan selalui mengaruniakan rahmat-Nya.

Sari Berita Propinsi bulan Nopember 2010

1. Pertemuan dengan Uskup Tanjung Karang

Pada hari Rabu, 30 Nopember 2010, Bapa Uskup Tanjungkarang mengundang para Pemimpin Tarekat beserta beberapa dewannya untuk mengadakan pembicaraan dari hati ke hati seputar kehidupan, karya dan kerjasama antara keuskupan dengan Tarekat-tarekat yang berkarya di Keuskupan Tanjungkarang. Hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan dari SCJ, CP, FSGM, HK, CB dan Claris Cap.

Di awal pembicaraannya, Bapa Uskup menyampaikan tiga pokok, yaitu: ucapan terima kasih atas kehadiran dan karya tarekat-tarekat selama ini, apresiasi beliau atas tarekat-tarekat yang terus berjuang menanggapi tantangan jaman yang tidak ringan dan permintaan maaf beliau atas beberapa hal yang mungkin mengganjal selama ini khususnya dalam hubungan antara Tarekat-tarekat dengan pihak keuskupan.

Di bagian kedua, para perwakilan tarekat juga menyampaikan beberapa hal penting seputar kehadiran, karya, dan harapan kepada Bapa Uskup. Di bagian akhir, P. Th. Suratno SCJ menyampaikan dasar-dasar penting seputar hubungan antara keuskupan dengan tarekat-tarekat ditinjau dari segi sejarah Gereja, tradisi, dan KHK.

Dalam ‘wawan hati’ tersebut, baik tarekat-tarekat maupun Bapa Uskup sempat pula melontarkan kegundahan dan situasi-situasi yang mungkin selama ini dirasa mengganjal di hati masing-masing. Walau demikian, suasana persaudaraan yang sejuk dan itikad untuk lebih berusaha mencapai yang terbaik membuat seluruh peserta berkeinginan untuk mengembangkan Keuskupan Tanjungkarang dengan lebih maksimal.

----------------

2. Ekonom SCJ Propinsi Indonesia

Dalam rapat DPP tanggal 9 – 11 Nopember 2010 yang lalu, P. Agus Setyo Aji SCJ memaparkan dambaan, rencana, dan program yang menjadi pedoman kerja ekonomat. Beberapa hal yang dikemukakan:
  • Kita sebagai biarawan perlu melihat kembali sikap kita atas pengelolaan harta benda dengan membaca kembali dan membatinkan beberapa prinsip yang telah termaktub dalam Direktorium Propinsi. Sikap kita dalam pengelolaan harta benda melekat erat pada hakekat kedirian kita sebagai seorang religius. Beberapa contoh praktis yang kadang masih menjadi masalah misalnya penerapan budgeting system yang belum berjalan, sistem pelaporan keuangan bulanan yang kurang tertib, ”pengelolaan uang pribadi” yang disinyalir masih terjadi, dan lain-lain.
  • Perencanaan untuk memberi perhatian lebih dalam pengelolaan dan pengembangan unit usaha yang sudah ada maupun mencari peluang untuk mengefektifkan beberapa ”lahan tidur”.
  • Perencanaan untuk lebih menguatkan jejaring komunikasi antara SCJ dengan para donatur.
  • Dan lain-lain
Untuk selanjutnya diputuskan bahwa Ekonom akan dilibatkan dalam rapat-rapat DPP dan diberi tugas untuk memberi animasi-animasi seputar masalah ekonomat dan keuangan propinsi.

----------------------

3. Kepedulian SCJ atas peristiwa bencana alam di Indonesia

Secara bertubi-tubi tahun ini negara kita mengalami tragedi bencana alam. Banyak korban berjatuhan bahkan beberapa keluarga kita juga turut merasakan penderitaan ini. Tragedi ini bukan saja menjadi penderitaan mereka tetapi menjadi penderitaan kita baik di tingkat propinsi maupun konggregasi.

Skolastikat SCJ Yogyakarta dijadikan salah satu tempat pengungsian bagi para korban Gunung Merapi. Mereka harus meninggalkan kampung halaman atau tempat-tempat perawatan mereka di rumah-rumah sakit untuk tinggal sementara di tempat-tempat penampungan. Para konfrater (para romo, frater, dan bruder) di Skolastikat sangat terlibat untuk membantu para korban bencana Gunung Merapi tersebut. Dana bantuan dari para donatur  dan dari para konfrater telah disalurkan langsung ke Skolastikat SCJ, yang dikoordinatori oleh Rm. Y. Juliwan, Rm. FA Purwanto, dan Rm. M. Tukiman.

Sementara itu, SCJ Propinsi Indonesia tidak (belum) memiliki personil “full-timer”, yang dapat mengkoordinir keterlibatan kita di daerah Mentawai. Oleh karena itu DPP dalam rapatnya yang terakhir telah memutuskan untuk mengirimkan dana bantuan sebanyak Rp. 25 juta melalui koordinator di Keuskupan Padang.

SCJ Propinsi Indonesia telah mengusahakan keterlibatan seluruh konfrater dan Kongregasi SCJ dengan mengirimkan surat-surat permohonan bantuan. Para konfrater telah menanggapi hal ini dengan terlibat langsung menolong korban, menggalang dana maupun dengan melibatkan institusi, kelompok relawan, umat di mana para konfrater saat ini berkarya. Langkah-langkah selanjutnya masih akan kita buat dan dengan keadaan ini mulai mengemuka suatu rencana untuk kembali mengutus tenaga SCJ untuk terlibat penuh dalam aksi sosial seperti ini di masa depan.

-------------------------

Sari Berita Propinsi bulan Oktober 2010

1. Retret Junior dan Medior

Sesuai dengan yang direncanakan retret kelompok Junior dan Medior telah dilaksanakan dengan baik. Pembimbing retret adalah Mgr. F. X. Projo Suto MSF, uskup emeritus yang sebelumnya menjadi uskup di Banjarmasin. Retret kelompok Junior dilangsungkan di RR La Verna tanggal 9-15 Oktober 2010 dan kelompok Medior di RR Giri Nugraha tangal 22-28 Oktober 2010.

Menurut uskup yang senang humor ini retret adalah “Libur bersama Yesus” maka metode yang ditawarkan adalah MTB, singkatan dari ‘Makan enak, Tidur nyenyak, Berdoa banyak.’ Retret berlangsung dengan santai. Konperensi diadakan pukul 11. 00 dan pukul 16. 30 dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 jam. Tidak ada acara bersama kecuali ekaristi pukul 18. 00 dan adorasi pukul 20. 00. Uskup menegaskan supaya dalam retret ini kita semua bisa bertemu dan ‘curhat’ pada Yesus dalam doa pribadi dan keheningan. Materi retret diambil dari buku kecil berjudul “Imam Dambaan Umat.” Buku tersebut beliau tulis sendiri sebagai hasil refleksi beliau atas berbagai masukan dari umat tentang imam yang mereka dambakan.

Selama retret beliau banyak mensharingkan pengalamannya menjadi gembala di ALASKA (Alas Kalimantan) dengan bahasa JEPANG (Jelas dan Gampang). Supaya para peserta mudah mengingat refleksi yang beliau sharingkan banyak singkatan dipakai. Sebagai biarawan dan imam, kita semua diingatkan supaya selalu DRS (Disponibilitas, Rendah hati, dan Sederhana). Berkaitan dengan hidup bersama dalam komunitas kita mengembangkan semangat untuk sering mengatakan TTM (Tolong, Terimakasih, Maaf). Selain itu komunitas akan hidup dan bertumbuh bila kita sering berkumpul dan duduk bersama untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan panggilan dan tugas kita. Sementara dalam pergaulan dan pastoral beliau menawarkan slogan 3S (Senyum, Salam, Sentuh).

---------------

2. Pergantian Superior

Pada tanggal 15 Oktober 2010 masa jabatan superior komunitas SCJ Jakarta dan komunitas SCJ Palembang telah berakhir. Setelah berkonsultasi dengan para anggota komunitas dan memperhatikan hal-hal yang terkait, pater propinsial mentetapkan P. Aloysius Suyoto sebagai superior komunitas SCJ Jakarta untuk periode 15 Oktober 2010 – 15 Oktober 2013 menggantikan P. Hadrianus Wardjito yang telah menyelesaikan tugasnya sebagai superior dengan baik. Selanjutnya P. Wardjito akan berusaha untuk menyelesaikan tugas studi sembari tetap menjadi sekretaris dan prokur misi. Untuk komunitas SCJ Palembang P. Y. A. M. Fridho Mulya diangkat kembali menjadi superior untuk periode kedua (15 Oktober 2010 – 15 Oktober 2013).

Untuk membantu memperlancar tugas animasi dan administrasi telah ditetapkan juga sekretaris dan ekonom kedua superiorat tersebut.

Untuk komunitas SCJ Jakarta:
Superior : P. Alyosius Suyoto, SCJ
Sekretaris : P. Thomas Eddy Susanto, SCJ
Ekonom : P. Laurentius Setyo Antoro, SCJ


Untuk komunitas SCJ Palembang:
Superior : P. Y. A. M. Fridho Mulya, SCJ
Sekretaris : P. Andreas Suparman, SCJ
Ekonom : P. Agustinus Riyanto, SCJ

Pater propinsial berserta DPP menguncapkan banyak terima kasih atas kesediaan para konfrater menjalankan tugas tersebut. Terimakasih banyak kepada P. Hadrianus Wardjito yang telah menyelesaikan masa jabatan superior SCJ Jakarta periode 15 Oktober 2007 – 15 Oktober 2010.

--------------------

3. Pemindahan Makam

Pemindahan  makam sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan yang direncanakan panitia. Proses penggalian ternyata hanya membutuhkan waktu 3 hari dan berjalan dengan lancar. Team penggali bekerja dengan baik sehingga semua kerangka bisa ditemukan dan diangkat tentu saja ada yang masih agak lengkap seperti kerangka romo Kolvenbag tetapi ada juga yang tinggal gumpalan tanah saja seperti romo van der Sangen. Selama penggalian para suster Charitas silih berganti membantu dan mengurusi kerangka jenasah yang sudah digali. Banyak juga orang awam yang dengan suka rela menyumbangkan tenaga maupun dana untuk menyediankan peti-peti.

Semua kerangka jenasah dimasukkan dalam peti dan disemayamkan di ruang doa seminari. Pada tanggal 13 Oktober Mgr. Aloysius Sudarso memimpin ekaristi untuk mendoakan para imam, frater, suster, dan seminaris yang kerangkanya akan dipindahkan. Dan pada keesokan harinya, tanggal 14 Oktober 2010 kerangka jenasah itu diberangkatkan: 3 frater BHK diterbangkan ke Malang; suster-suster Hati Kudus dengan ambulance menuju biara induk Telukbetung; dan para konfrater SCJ dibawa dengan truk bantuan TNI ke Pringsewu. Pada tanggal 15 Oktober pater pripinsial memimpin ekaristi dalam rangka pemakaman kembali kerangka jenasah para konfrater di kompleks makam imam, biarawan-biarawati Pringsewu. Perayaan ekaristi dimulai pukul 16. 00 WIB sehingga kelompok Junior yang baru saja selesai retret di La Verna juga bisa hadir.

Berikut ini adalah nama-nama para konfrater dan seminaris yang kerangkanya dipindahkan:

No
Nama
Wafat
1
Pastor Johanes Alphonsus Van der Sangen, SCJ
24-06-1961
2
Pastor Zdzislaus Slupczynski SCJ
13-01-1971
3
Pastor Justinus Harsowiranto SCJ
09-08-1984
4
Pastor Gerardus Antonius Maria Elling SCJ
26-01-1988
5
Pastor Yohanes Adi Swarman SCJ
01-06-1990
6
Pastor Petrus Van Gisbergen SCJ
17-05-1991
7
Pastor Gerardus Koevoets SCJ
03-07-1991
8
Bruder Gaspar Kloos SCJ
31-08-1993
9
Bruder Paulus Sugiyanto SCJ
04-05-1995
10
Pastor Henricus Sondermeijer SCJ:
29-01-1996
11
Pastor Lucianus Walczak SCJ
07-11-1997
12
Pastor Leo Kwanten SCJ
07-11-1999
13
Pastor Petrus Abdi Putraraharja SCJ
26-01-2002
14
Bruder Van Gisbergen Odulphus SCJ
03-04-2004
15
Pastor Christianus Colvenbag SCJ
14-06-2007
16
Antonius Rubana (seminaris)
1961

Kita semua menyadari bahwa pemindahan makam ini melewati proses yang tidak sederhana. Makam Charitas makin penuh sementara para suster yang sakit dan lanjut usia makin banyak. Suster Charitas menawarkan ide untuk membuat makam bersama dalam bentuk mouseleum di kompleks km 7. Dalam rapat yang dihadiri pihak-pihak terkait termasuk uskup Palembang, pimpinan dan beberapa konfrater SCJ semua mendukung ide tersebut tapi kemudian ditolak oleh beberapa konfrater. Diskusi selanjutnya ternyata berjalan alot dan tidak bisa ada kesepakatan antara para konfrater yang keberatan dengan pihak Charitas. Sebagai jalan tengahnya disepakati bahwa makam Charitas direnovasi sehingga tidak perlu membangun mouseleum di kompleks km 7. Untuk merenovasi makam itu mau tidak mau kerangka jenasah para konfrater harus dipindahkan.

Tentu saja pemindahan makam ini bukan solusi yang memuaskan semua pihak. Banyak suster Charitas yang sedih dan kecewa, demikian juga banyak konfrater mempunyai perasaan yang sama. Bagaimanapun juga kerangka jenasah para konfrater itu telah dipindahkan. Yang penting bagi kita sekarang adalah bagaimana tetap membangun kerjasama yang baik dengan para suster Charitas. Dan bila di masa mendatang kita harus berbeda pendapat, kita bisa mencari solusi yang lebih memuaskan dan dengan cara-cara yang membuat kita semua merasa nyaman.

Selain itu baiklah kita menjaga rasa saling percaya dan menghargai. Mungkin dengan maksud main-main saja ada beberapa konfrater yang bertemu dengan suster Charitas lantas mengatakan bahwa mereka mengusir para konfrater yang sudah meninggal. Dalam situasi sekarang ini main-main seperti itu tidak berfaedah dan justru melukai perasaan para suster. Pernah juga terdengar bahwa alasan utama pemindahan makam ke km 7 hanyalah supaya makam yang sekarang bisa dipakai untuk perluasan rumah sakit. Pendapat seperti itu jelas kurang tepat dan terlalu menyederhanakan persoalan. Bila makam jadi dipindahkan pasti lahan tersebut akan dimanfaatkan pihak Charitas tetapi itu bukan alasan utama.

Oleh karena itu berkaitan dengan pemindahan makam itu sebaiknya kita bijaksana dalam berkata-kata dan melontarkan pendapat khususnya bila berkaitan dengan pihak-pihak di luar anggota SCJ.

Kemungkinan membangun makam di Palembang tetap dimungkinkan dan akan tetap diusahakan sebagaimana telah diwacanakan oleh DPP yang lalu.

----------------